BAB XI
WARISAN BAPAK
A. PENGERTIAN BAPAK
Bapak adalah seorang suami dari ibu yang melahirkan
anak.Bapak disebutkan juga dengan istilah “ayah” bagi anak-anak yang dilahirkan
oleh ibu. Bapak memiliki hak waris dari harta yang ditinggalkan oleh anaknya
apabila si anak meninggal dunia dan meninggalkan harta. Untuk lebih dimengerti
pengetian bapak maka dapat dilihat pada bagan berikut:
![]() |
B. BAGIAN BAPAK DAN DASAR HUKUMNYA
Ketentuan pendapatan bapak dalam warisan harta yang
ditnggalkan oleh anak-anak mereka (baik laki atau perempuan) adalah sebagai
berikut:
- 1/6 (seper enam) dari harta peninggalan anaknya, dengan syarat ia bersama salah seorang dari ahli waris berikut:
a.
anak laki
b.
cucu laki dari anak laki
c.
cicit laki dari cucu laki.
Ketentuan ini
berdasarkan firman Allah dalam surat al-Nisa’ (4) ayat 11
berikut:
ÞOä3ŠÏ¹qムª!$# þ’Îû öNà2ω»s9÷rr& ( Ìx.©%#Ï9 ã@÷VÏB Åeáym Èû÷üu‹sVRW{$# 4 bÎ*sù £`ä. [ä!$|¡ÎS s-öqsù Èû÷ütGt^øO$# £`ßgn=sù $sVè=èO $tB x8ts? ( bÎ)ur ôMtR%x. Zoy‰Ïmºur $ygn=sù ß#óÁÏiZ9$# 4 Ïm÷ƒuqt/L{ur Èe@ä3Ï9 7‰Ïnºur $yJåk÷]ÏiB â¨ß‰¡9$# $£JÏB x8ts? bÎ) tb%x. ¼çms9 Ó$s!ur 4 bÎ*sù óO©9 `ä3tƒ ¼ã&©! Ó$s!ur ÿ¼çmrOÍ‘urur çn#uqt/r& ÏmÏiBT|sù ß]è=›W9$# 4 bÎ*sù tb%x. ÿ¼ã&s! ×ouq÷zÎ) ÏmÏiBT|sù â¨ß‰¡9$# 4 .`ÏB ω÷èt/ 7p§‹Ï¹ur ÓÅ»qム!$pkÍ5 ÷rr& AûøïyŠ 3 öNä.ät!$t/#uä öNä.ät!$oYö/r&ur Ÿw tbrâ‘ô‰s? öNßg•ƒr& Ü>tø%r& ö/ä3s9 $YèøÿtR 4 ZpŸÒƒÌsù šÆÏiB «!$# 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $¸JŠÎ=tã $VJŠÅ3ym ÇÊÊÈ
Allah
mensyari`atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu:
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan
jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga
dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia
memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya
seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak;
jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya
(saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai
beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut
di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar
hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa
di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfa`atnya bagimu. Ini adalah
ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dalam ayat di atas
dijelaskan bahwa bapak dapat menerima 1/6 (seperenam) dari harta yang
ditinggalkan dengan syarat ia tidak bersma “anak’’ (walad) sebagai ditegaskan
dalam ayat di atas: “Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya
seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak;
”
2.
1/6 (seper enam) ditambah sisa (ashabah) bila ia bersama:
a.
anak perempuan
b.
cucu perempuan dari anak laki
c.
cicit perempuan dari cucu laki
Jadi, disini
ditegaskan bahwa bapak berposisi sebagai orang yang mendapat dua bagian: 1.
sebagai “ashabul furudh” dan 2. sebagai penerima ashabah. Penerimaan dua ketentuan ini berdasarkan pada:
a.
bahwa kata “walad” pada firman
Allah di atas (surat al-Nisa’ (4) ayat 11) adalah termasuk juga
“perempuan” (anak, cucu, dan cicit).
b.
Posisi ayah termasuk dalam urutan penerima ashabah nomor dua setelah
anak. Dari ketentuan itu, dipahami bahwa bila
ayah bersama salah anak “anak” perempuan saja tanpa anak laki, maka
jelas posisi anak akan ganti oleh ayah sebagai penerima ashabah nomor dua.
3.
Ashabah (penerima sisa), bila mereka tidak bersama “anak” (laki atau perempuan), seperti yang dimaksud
pada point 1 dan 2 di atas. Hal ini berdasarkan pada firman Allah pada surat al-Nisa’ (4) ayat 11 di atas.
bÎ*sù óO©9 `ä3tƒ ¼ã&©! Ó$s!ur ÿ¼çmrOÍ‘urur çn#uqt/r& ÏmÏiBT|sù ß]è=›W9$#
“jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi
oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga”
C. HIJAB
DAN MAHJUB
Keberadaan
bapak sebagai ahli waris tidak dapat dihijab oleh siapa pun dari para ahli
waris. Tetapi, ia dapat menghijab orang lain, yaitu ahli waris selain
suami-istri, anak, cucu, ibu, dan nenek shahih.
D. CONTOH
PENYELESAIAN WARISAN BAPAK
1. Contoh bapak mendapat 1/6
a.
Seorang meninggalkan harta
sejumlah Rp 24.000, ahli waris terdiri
dari:
Asal
masalah 12
·
Suami : 1/4 12 : 4 = 3 x 24.000/12 =
6.000,-
·
Bapak : 1/6 12 : 6 = 2 x 24.000/12 =
4.000,-
·
1 anak laki : Ashabah 7 x 24.000/12 = 14.000,-
b.
Seorang meninggalkan harta
sejumlah 24.ha sawah, ahli waris terdiri
dari:
Asal
masalah 24
·
Istri : 1/8 24 : 8 = 3 x 24.ha
/24 = 3 ha
·
Bapak : 1/6 24 : 6 = 4 x 24.ha
/24 = 4 ha
·
Ibu : 1/6 24
: 6 = 4 x 24.ha /24 = 4 ha
·
Cucu laki : Ashabah 13 x 24.ha /24 = 13 ha
c. Seorang
meninggalkan harta Rp. 120 ha dan pewaris terdiri dari:
Asal masalah :
24
·
Istri : 1/8 24 : 8 = 3 x 120 ha /24 = 15 ha
·
Ayah : 1/6 24 : 6 = 4 x 120 ha/24 = 20 ha
·
2 anak laki & prmp:
Ashabah 17 x 120 ha/24 = 85 ha/3 = 28.333
Jadi, untuk
anak laki adalah Rp 56.666
dan untuk anak
perempuan Rp 28.333
2. Contoh
bapak mendapat 1/6+Ashabah
a.
Seorang meninggalkan harta sebanyak.
12 ha,- dan pewaris terdiri:
Asal masalah 24
·
Istri : 1/8 24 : 8
= 3 x 12 ha/24
= 1.5 ha
·
Anak prmp: 1/2 24 : 2
= 12 x 12 ha/24
= 6 ha
·
Bapak : 1/6 + Ash. 24 : 6 = 4 +
5 = 9 x 12 ha/24 = 4.5 ha
b.Seorang meninggalkan harta sebanyak. 14 ha,- dan
pewaris terdiri:
Asal masalah 6
·
Cucu prmp. : ½ 6 : 2 = 3 x 14/6 =
7 ha
·
Bapak: 1/6 + Ashabah 6 : 6 = 1 + 2 = 3 x 14/6 = 7 ha
·
Sdra sknd. : Gugur oleh ayah
·
Paman : Gugur oleh ayah
c.
Seorang meninggalkan harta sebanyak. 130 ha,- dan pewaris terdiri:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar